BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap ilmu tentu di praktekkan, Praktek Pengalaman Lapangan Bimbingan Konseling Pendidikan
di Sekolah (PPL BKPS) merupakan kegiatan
yang wajib dilakukan oleh semua mahasiswa jurusan/program studi Bimbingan dan
Konseling, sebagai salah satu persyaratan pokok untuk menyelesaikan kegiatan
perkuliahan.
Selalu saja ada selisih antara teori dan praktek, Kegiatan
PPL BKPS merupakan proses
belajar dalam menerapkan wawasan, pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap
melalui berbagai kegiatan pelayanan profesi konseling yang sesuai dengan
tuntutan perkembangan dan permasalahan siswa dalam kehidupan sekolah (SLTA/MA).
Melalui kegiatan ini diharapkan maahasiswa memperoleh pengalaman nyata
penyelenggaraan kegiatan sekolah, khususnya kegiatan layanan konseling sesuai
dengan psospek karier dan profesi mereka setelah menyeesaikan studi.
Karakteristik Madrasah dan Siswa, PPL BKPS ini berbobot 4 SKS
setara dengan 16-20 jam praktek nyata perminggu disekolah. PPL BKPS dilaksanakan
selama 1 semester kurang lebihnya. Selama paktek mahasiswa dibimbing oleh dosen
pembimbing dan pembmbig pamong (konselor sekolah) yang ditetapkan oleh jurusan
atau program studi yang bersangkutan. Disamping menjalani kegiatan praktek di
sekolah selama 2 bulan mahasiswa wajib mengikuti kegiatan tatap muka terjadwal
setiap minggu dengan dosen pembimbing di kampus.
B.
Tujuan Kegiatan PPL BKPS
1. Tujuan Umum
Tujuan
umum penyelenggaraan PPL BKPS adalah agar supaya
mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan kompetensi profesi konseling
secara penuh melalui pengalaman nyata dalam melaksanakan pelayanan konseling di
sekolah dengan Standar Prosedur Oprasional (SPO) yang tepat.
2. Tujuan Khusus
Tujuan
khusus penyelenggaraan PPL BKPS adalah agar
mahasiswa terampil dan mampu dalam:
a. Menjabarkan panduan Bimbingan Konseling
Pendidikan berbasis kompetensi sesuai dengan arah dan professional konseling.
Menjadi program-program pelayanan konseling terhadap siswa.
b. Menyusun kegiatan pelayanan konseling
sesuai dengan kebutuhan, tingkat permasalahan siswa disekolah.
c. Melaksanakan jenis-jenis dan kegiatan
pendukung konseling sesuai dengan kebutuha siswa melalui Standar Prosedur
Oprasional (SPO) masing-masing kegiatan layanan dan kegiatan pendukung.
d. Mengevaluasi proses dan hasil pelaksanaan
layanan yang meliputi, laiseg (penilaian segera), laijapen (penilaian jangka
pendek) dan laijapan (penilaian jangka panjang).
e. Berpartisipasi dalam pelaksanaan dan
pengembangan pengelolaan kegiatan pelayanan konseling disekolah.
C. Waktu Penyelenggaraan PPL BKPS
Pelaksanaan dan penyelenggaraan PPL BKPS ini dilaksanakan selama dua bulan penuh (kondisional).Setiap mahasiswa diwajibkan
memberikan satuan layanan, satuan pendukung terhadap siswa asuhnya
masing-masing.
Beberapa kelas yang diasuh mahasiswa PPL BKPS yaitu MAN Lubuk Pakam ada 23 kelas.
Mahasiswa diwajibkan masuk setiap harinya pada saat jam BK. Akan tetapi, berhubung kelas
XII telah selesai melakukan kegiatan pendidikan di sekolah, yang mana ada 7
kelas sedang kosong, jadi disini kami hanya memasuki 16 kelas yaitu kelas X dan
XI.
D.
Lokasi PPL BKPS
MAN Lubuk Pakam Jl.Karya Agung Komplek, Kantor
Bupati Deli Serdang Sumatera Utara. Dilihat dari kondisi geografisnya MAN Lubuk
Pakam, berada di tengah Komplek perkantoran Bupati, dan MAN Lubuk Pakam ini
berada di bawah naungan Kementrian Agama Republik Indonesia. MAN Lubuk Pakam
ini memiliki kelengkapan sarana, hal ini dapat dilihat dari tersedianya ruangan
kelas, ruang guru, ruang perpustakaan, Lab computer, beserta sarana fisik
lainnya yang mendukung terciptanya suasana kegiatan belajar mengajar.
Dalam rangka meningkatkan mutu dan pencapaian
pendidikan di MAN Lubuk Pakam didukung oleh beberapa orang guru, baik sebagai
guru tetap maupun honorer yang kesemuanya berkompeten dalam bidangnya
masing-masing. MAN Lubuk Pakam ini terdiri dari 23 kelas, antara lain :
Kelas X : 8 kelas (orang)
Kelas XI : 8 kelas (orang)
Kelas XII : 7 kelas (orang)
E.
Manfaat PPL BKPS
Manfaat yang diproleh dari pelaksanaan PPL BKPS bagi mahasiswa sebagai
calon Guru antara lain :
a.
Mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan
pengetahuan yang diproleh selama kuliah dalam kegiatan PPL BKPS sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan peserta didik yang dibimbingnya.
b.
Mahasiswa dapat melihat dan merasakan suasanan
fisik dan psikologis dari proses pendidikan di suatu lembaga pendidikan yang
sesungguhnya sehingga dapat memberikan pengalaman nyata yang bermanfaat bagi
mahasiswa.
c.
Mahasiswa dapat meningkatkan mutu dan profesionalisme
di bidang pendidikan yang akan ditekuninya.
d.
Mahasiswa dapat lebih memahami arti pentingnya
pendidikan karena sudah mengetahui sendiri ruang lingkup pendidikan yang akan
di gelutinya.
F.
Ruang Lingkup Materi dan Kegiatan
1. Lingkup Materi
a. Butir-butir pokok tugas konselor sekolah
(SK Mendikbud No. 025/1995 tentang petunjuk teknis ketentuan pelaksanaan
jabatan fungsional guru dan angka kreditnya)
b. Butir-butir tentng kepengawasan BK
disekolah (SK Menpan No. 118/1996 tentang jabatan fungsional pengawas sekolah
dan angka kreditnya)
c. Panduan Bimbingan dan Konseling Berbasis
Kompetensi di Sekolah
d. Materi “BK Pola 17 Plus” disekolah
e. Dasar-dasar Standarisasi Profesi
Konseling (DSPK)
f. Penyusunan Program Konseling di Sekolah
g. Kegiatan kelompok belajar siswa
h. Bimbingan teman sebaya
i. Pengembangan potensi siswa di sekolah
j. Penilaian proses dan hasil layanan dan
kegiatan pendukung konseling
k. Manajemen BK di sekolah
2. Lingkup Kegiatan
Lingkup
kegatan PPL BKPS adalah
mempraktekkan seluruh isi dalam lingkup materi diatas terhadap siswa minimal
dalam suatu kelas disekolah tempat PPL BKPS diselenggaarakan MAN Lubuk Pakam selama Dua Bulan (dari minggu pertama
sampai dengan minggu terakhir semester yang berjalan disekolah).
Untuk
kegiatan ini Praktik Lapangan Konseling di Sekolah mengacu pada pola 17 plus
yang terdiri dari 6 bidang bimbingan, 9
jenis layanan, dan 5 kegiatan pendukung yang telah di fokuskan pada kegiatan
layanan pembelajaran :
6
Bidang Bimbingan dan Konseling
1. Bidang bimbingan pribadi.
2. Bidang bimbingan sosial.
3. Bidang pengembangan kegiatan belajar.
4. Bidang
pengembangan karir.
5. Bidang pengembangan kehidupan
berkeluarga.
6. Bidang pengembangan kehidupan beragama.
9
Jenis layanan bimbingan dan konseling
1. Layanan orentasi.
2. Layanan informasi.
3. Layanan penempatan dan penyaluran.
4. Layanan penguasaan konten.
5. Layanan konseling perorangan.
6. Layanan bimbingan kelompok.
7. Layanan konseling kelompok.
8. Layanan Konsultasi.
9. Layanan mediasi.
5
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling
1. Aplikasi Instrumentasi.
2. Himpunan Data.
3. Konfernsi Kasus.
4. Kunjungan rumah
5. Alih tangan kasus
BAB II
PROFIL MADRASAH & SISWA
A.
Profil Madrasah
MAN Lubuk Pakam Berdiri pada tahun
25 November 1995, Berdasarkan keputusan Menteri Agama, MAN Lubuk Pakam telah
mempunyai Kepala Sekolah yaitu:
1.
Burhan HAS
2.
Drs. Musa
3.
Drs. Wajar Tanjung
4.
Dra. Marliana
5.
Irwansyah, MA
Dari masing-masing nama tersebut telah pernah menjabat menjadi kepala
sekolah MAN Lubuk Pakam hingga saat ini yang menduduki kepala sekolah MAN Lubuk
Pakam adalah bapak Irwansyah, MA.
Gambar Struktur
Organisasi BK yang ada di MAN Lubuk Pakam
KEPALA
MADRASAH
|
KOMITE
|
WKM
I
KURIKULUM
|
WKM
II
SARANA
PRASARANA
|
WKM
III
KESISWAAN
|
WKM
IV
HUMAS
|
GURU
BIMBINGAN KONSELING
|
WALI
KELAS
|
SISWA
|
Uraian
tugas masing-masing personil pada struktur organisasi BK yang ada di MAN Lubuk Pakam adalah sebagai
berikut :
1.
Kepala
Sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan
pendidikan secara menyeluruh, khususnya pelayanan bimbingan konseling, tugas
Kepala Sekolah adalah sebagai berikut :
a.
Mengkoordinator
segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung di sekolah, sehingga
pelayanan pengajaran, latihan dan bimbingan dan konseling merupakan suatu
kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.
b.
Menyediakan
prasarana, tenaga, sarana dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya pelayanan
bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.
c.
Melakukan
pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program,
penilaian dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan dan konseling.
d.
Mempertanggung
jawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah kepala
kanwil/kandep yang menjadi atasanya.
2.
Wakil
Kepala Sekolah
Sebagai
pembantu Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah membantu Kepala Sekolah dalam
melaksanakan tugas Kepala Sekolah
3. Guru Pembimbing (Konselor sekolah)
a. Membantu memasyarakatkan pelayanan BK
kepada siswa.
b. Merencanakan Program Bimbingan dan
Konseling.
c. Melaksanakan kegiatan program satuan
layanan bimbingan dan konseling.
d. Melaksanakan segenap satuan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.
e. Menilai proses dan hasil pelaksanaan
satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
f. Menganalisis tindak lanjut berdasarkan
hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
g. Mengadministrasikan kegiatan satuan
layanan dan kegioatan pendukung bimbingan dan konseling.
h. Mempertanggungjawabkan tugas dan
kegiatannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling secara menyeluruh kepada coordinator BK serta kepala sekolah
i.
Bekerja
sama dengan guru bidang studi dalam penyelenggaraan layanan penguasaan konten.
4. Guru Mata Pelajaran
Sebagai
tenaga ahli pengajaran dan praktik dalam bidang studi atau program latihan
tertentu dan sebagai personil yang sehari-hari langsung berhubungan dengan
siswa, peranan guru mata pelajaran dan guru praktekdalam pelayanan bimbingan
dan konseling adalah :
a.
Membantu
memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
b.
Membantu
guru pembimbing mengidentifikasikan siswa-siswa yang memerlukan layanan BK,
serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
c.
Mengalih
tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru
pembimbing
d.
Membantu
mengembangkan suasana kelas, hubungan guru, hubungan siswa-siswa yang menunjang
pelaksanaan pelayanan BK
e.
Memberikan
kesempatan dan kemidahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling untuk mengikuti layanan yang dimaksudkan itu.
f.
Berpartisipasi
dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus.
g.
Membantu
mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan BK upaya
tindak lanjutnya.
5. Wali Kelas
Sebagai
pengelola kelas tertentu, dalam pelayanan BK, wali kelas berperan:
a. Membantu guru pembimbing melaksanakan
tugas-tugasnya, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Membantu guru mata pelajaran
melaksanakan perananya dalam pelayanan BK khususnya di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya.
c. Membantu memberikan kesempatan dan
kemudahan bagi siswa, khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk
mengikuti kegiatan BK.
d. Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus
bimbingan dan konseling, seperti konferensi kasus.
e. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan
layanan BK kepada guru pembimbing.
A.
Kompetensi Personal Konseling
Kompetensi
adalah pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dasar yang direflesikan dalam
kebiasaan berfikir dan bertindak yang bersifat dinamis, berkembang dan dapat
diraih.Jadi kompetensi personil BK adalah personil yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, nilai juga sikap dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan
berfikir dan bertindak dinamis, berkembang dan dapat diraih setiap waktu.
Ditinjau
dari segi latar belakang guru pembimbing di MAN Lubuk Pakam, Guru pembimbingnya
sudah memenuhi syarat untuk menjadi seorang konselor disekolah karena latar
belakang pendidikannya berasal dari sarjana Bimbingan dan Konseling.
Adapun kompetensi BK, sebagai
berikut :
1.
Perencanaan
Program layanan BK
2.
Pelaksanaan
program
3.
Evaluasi
program
4.
Analisis
hasil evaluasi program
5.
Tindak
lanjut hasil evaluasi
6.
Laporan
pelaksana
B.
Fasilitas Pendukung Konseling
Bahwa
untuk menunjang kegiatan BK di sekolah diantaranya lain:
1. Tempat Duduk
a.
Masing-masing
guru pembimbing perlu memiliki ruang kerja tersendiri dalam kesatuan pelayanan
BK yang ada di sekolah.
b.
Ruang
pelayanan memingkinkan siswa merasa sering dan betul-betul dilayani dan
memungkinkan dilaksananya asas-asas BK.
c.
Secara
Umum dalam Ruangan BK hendaknya :
1) Dapat menyimpan berbagai kelengkapan
kegiatan BK.
2) Dapat menyimpan bahan-bahan yang berguna
dan dapat dimanfaatkan oleh siswa.
2. Instrumentasi BK
Di sekolah hendaknya tersedia :
a. Tes standar seperti tes intelegensi, tes
bakat.
b. Inventori standar seperti AUM, skala
sikap, skala minat dan skala penilaian diri.
c. Instrumen yang dapat disusun sendiri,
seperti berbagai jenis angket dan daftar isian, pertanyaan untuk sosiometri, format
penilaian dan format lainya.
C.
Kepengawasan
1. Kegiatan pelayanan konseling di MAN
Lubuk Pakam dipantau, dievaluasi dan dibina melalui kegiatan pengawasan.
2. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling
dilakukan secara intern oleh kepala sekolah dan ekstern oleh pengawas SML
bidang konseling.
3. Fokus pengawasan adalah kemampuan
professional konselor implementasi kegiatan pelayanan konseling yang menjadi
kewajiban tugas konselor di MAN Lubuk Pakam.
4. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling
dilakukan secara berkala dan berkelanjutan.
5. hasil pengawasan didokumentasikan,
dianalisis dan ditindak lanjuti untuk peningkatan mutu perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di MAN Lubuk Pakam.
BAB III
LAPORAN & ANALISIS KEBUTUHAN SISWA
A.
Laporan Identifikasi
Melalaui Aplikasi Instrumentasi
AUM
Umum merupakan salah
satu instrument dalam bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk
mengungkapkan masalah-masalah siswa yang bersifat umum sehingga dapat diketahui
kemudian diberi bantuan layanan.
AUM
Umum untuk siswa SLTA/MA kelas X IPS2MAN Lubuk Pakam adalah AUM
Umumformat 2 yang didalamnya terdapat 225 butir pertanyaan, terdiri dari
sepuluh kelompok masalah yaitu :
a. Jasmani dan kesehatan (JDK) terdiri dari
25 butir masalah.
b. Diri pribadi (DPI) terdiri dari 20 butir
masalah.
c. Hubungan sosial (HSO) terdiri dari 15
butir masalah.
d. Ekonomi dan keuangan (EDK) terdiri dari
15 butir masalah.
e. Karier dan pekerjaan (KDP) terdiri dari
15 butir masalah.
f. Pendidikan dan pelajaran (PDP) terdiri
dari 55 butir masalah.
g. Agama nilai dan moral (ANM) terdiri dari
30 butir masalah.
h. Keadaan dan hubungan dalam keluarga
(KHK) terdiri dari 25 butir masalah.
i.
Hubungan
Muda Mudi (HMM) terdiri dari 15 butir masalah.
j.
Waktu
senggang (WSG) terdiri dari 10 butir masalah.
1. Pelaksanaan
AUM Umum
dilaksanakan pada :
Waktu : Sabtu,
8 April 2017
Tempat : Kelas X IPS2
MAN Lubuk Pakam
Sasaran : Siswa
Kelas X IPS2 MAN Lubuk Pakam.
2.
Tujuan
Pengadministrasian
AUM Umum bertujuan untuk :
a.
Mendapatkan
gambaran mengenai masalah pribadi dan masalah berat yang dialami siswa,
sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu dasar untuk pemberian bantuan serta
tindak lanjut terhadap masalah.
b.
Mengetahui
masalah kelompok dikalangan siswa sesuai bidang masalah.
3. Langkah-Langkah Kegiatan
Langkah-langkah
kegiatan, yaitu:
a.
Membuka
kegiatan dengan mengucapkan salam.
b. Menjelaskan apa, untuk apa, dan cara
pengolaah AUM Umum.
c. Membagikan buku dan lembar jawaban AUM
Umum kepada siswa.
1. Membaca serta menjelaskan petunjuk pengisian AUM Umum
2. Siswa yang belum paham diminta untuk
mengajukan pertanyaan
3. Meminta siswa mengisi identitas dan
lembaran jawaban AUM Umum
4. Mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan
lembar jawaban AUM yang diisi oleh siswa.
5. Menutup kegiatan.
Melalui
instrumentasi AUM (Alat Ungkap Masalah) yang telah kami aplikasikan kepada
siswa/I kelas XI IPS2
MA Laboraturium UIN SU, masalah yang banyak terdapat pada siswa adalah masalah
bidang Diri Pribadi (DPI), pendidikan dan Pelajaran (PDP), dan Jasmani dan Kesehatan
(JDK)/
B.
Identifikasi Masalah Analisis Himpunan Data
Berdasarkan
aplikasi instrumentasi melalui himpunan data, telah teridentifikasi data siswa
antara lain:
1. Subjek : siswa/I kelas X IPS2 MAN Lubuk Pakam
2. Waktu :
pada jam BK berlangsung (Kondisional).
3. Pelaksanaan Kegiatan : memberikan satuan layanan kepada siswa/I
kelas X IPS2 MAN Lubuk Pakam dan berdiskusi
sambil memberi
tanggapan.
BAB IV
PERENCANAAN PROGRAM
RKP-RPL
A.
Layanan Orientasi
Layanan
Orientasi adalah layanan BK yang memungkinkan siswa memahami lingkungan baru,
kegiatan layanan orientasi ini dilaksanakan di minggu pertama ketika mahasiswa
PPL BKPS berada di
lingkungan MAN
Lubuk Pakam yaitu diberikan kepada
siswa sasaran (siswa asuh) Siswa Kelas X IPS2 MAN Lubuk
Pakam, adapun rincian kegiatan Orientasi
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Waktu
: Sabtu, 8 April 2017
2. Tempat : Kelas X IPS 2
3. Tujuan
:
a. Menyelenggarakan maksud, tujuan dan
kegiatan mahasiwa PPL BKPS.
b. Menjelaskan peran Bimbingan dan
Konseling di sekolah dalam rangka membantu siswa mengembangkan potensi
seoptimal mungkin.
c. Siswa dapat mengetahui dan memahami
bentuk pelayanan BK di sekolah dan memanfaatkanya dalam mengembangkan potensi
seoptimal mungkin Timbul persepsi
yang positif tentang BK.
4. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab.
5. Materi
:
a. Perkenalan antara Mahasiswa PPL BKPS dengan siswa asuh.
b. Menjelaskan pentingnya kegiatan BK bagi
siswa asuh.
c. Menjelaskan pola 17 Plus dan manfaatnya bagi
siswa.
d. Menjelaskan bagaimana pelaksanaan kegiatan
BK di sekolah.
e.
Menjelaskan asas-asas yang ada di
Bimbingan dan Konseling.
6. Sasaran : Siswa Kelas X-IPS2 MAN
Lubuk Pakam
7. Hasil : Siswa dapat mengetahui
dan memahami tujuan, manfaat, dan bagaimana pelaksanaan kegiatan BK di sekolah.
8. Tindak Lanjut : Siswa sangat merespon
sekali kedatangan mahasiswa PPL BKPS BK dan menyatakan
akan bersedia mengikuti kegiatan BK sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
B.
Layanan Informasi
Layanan
Informasi adalah layanan Bimbingan dan Konseling yang dapat memberikan pengaruh
yang besar kepada peserta didik, menerima dan memahami informasi seperti
informasi pendidikan dan informasi karir yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari sebagai seorang pelajar,
anggota keluarga, dan masyarakat.
Jenis
informasi yang diberikan dapat berupa informasi tentang belajar, pribadi, karir
dan sosial. Cara pemberian informasi ini dapat dilakukan melalui ceramah,
diskusi dan tanya jawab, dalam hal ini akan diberikan kepada Siswa kelas XIPS 2 MAN Lubuk Pakam.
Adapun tujuanya adalah untuk memberikan pemahaman baru
kepada siswa sehingga siswa dapat menjalani kehidupan yang baik melalui
informasi-informasi yang berguna bagi pengembangan bakat, minat, dan
cita-citanya serta memperoleh keterampilan belajar yang baik, terutama tentang
pemahaman yang berhubungan dengan Bimbingan Konseling.
C.
Layanan Penempatan dan Penyaluran
Layanan
penempatan dan penyaluran adalah layanan Bimbingan dan Konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang
tepat, misalnya penyaluran dalam bidang kelas, kelompok belajar, minat dan bakat,
jurusan, program latihan kegiatan kurikuler dan ekstrakulikuler yang disesuaian
dengan potensi bakat dan minat serta kondisi pribadinya.
Layanan
Penempatan dan Penyaluran juga bertujuan untuk membantu individu yang mengalami
kesulitan dalam menentukan pilihan dalam menyalurkan potensi bakat, minat dan
hobinya serta mengembangkan dirinya agar individu tersebut dapat menentukan
pilihan yang tepat sehingga dapat mencapai perkembangan secara optimal
D.
Layanan Penguasaan Konten
Layanan
ini merupakan layanan bantuan kepada siswa (klien) baik diri sendiri maupun
kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan
belajar.Kompetensi yang dipelajari itu merupakan satu unit konten yang
didalamnya terkandung fakta-fakta, data, konsep, proses, sikap dan tindakan
yang terkait didalamnya.
E.
Layanan Konseling Perorangan
Layanan
konselng perorangan adalah layanan Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan peserta
didik (klien) mendapatkan pelayanan langsung tatap muka dengan guru pembimbing
dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang dialami oleh
siswa (klien).
F.
Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan
kelompok adalah suatu kegiatan bimbingan konseling yang bersifat kelompok
dimana disanaada pemimpin kelompok dan anggota kelompok dengan membentuk
dinamika kelompok.Bimbingan kelompok membahas tentang berita-berita yang hangat
dan aktual, yang ada kaitanya dengan bimbingan konseling itu sendiri.
Dalam
bimbingan kelompok ada dua jenis topik yaitu topik tugas dan topik bebas.Lebih
jauh dengan layanan bimbingan kelompok para siswa dapat diajak untuk
bersama-sama mengemukakan pendapat tentang topik yang sedang dibahas karena
tujuan dari bimbingan konseling adalah mengembangkan kemampuan untuk
berkomunikasi dengan anggota kelompok. Adapun rincian pelaksanaannya :
a.
Tahap
Pembentukan :
- Pemimpin kelompok membuka kegiatan dengan mengucapkan salam
- Pemimpin kelompok mengucapkan terima kasih atas kesediaan anggota kelompok untuk datang dalam kegiatan ini
- Pemimpin kelompok memimpin do’a bersama
- Pemimpin kelompok menjelaskan apa itu bimbingan kelompok, tujuan bimbingan kelompok, asas-asas yang diperlukan dalam bimbingan kelompok dan cara pelaksanaan bimbingan kelompok.
- Pemimpin kelompok memperkenalkan diri setelah itu anggota kelompok diminta secara sukarela untuk memperkenalkan dirinya, kemudian dilanjutkan dengan rangkaian nama agar suasana kelompok lebih akrab.
- Untuk mengakhiri tahap pembentukan diadakan permainan “ Rangkaian nama”
b.
Tahap
Peralihan
1. Menjelaskan kembali apa itu bimbingan
kelompok dan tujuan bimbingan kelompok
2. Pemimpin kelompok menanyakan tentang
kesiapan anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan selanjutnya
3. Pemimpin kelompok memberi contoh topik
yang dapat dikemukakan dan dibahas dalam kegiatan bimbingan kelompok. Dan pada
pertemuan pertama pemimpin kelompok yang memberikan topik tugas yaitu misalnya
tentang “pergaulan bebas”.
c.
Tahap
Kegiatan
1. Pemimpin kelompok telah menentukan topik
yang akan dibahas
2. Pemimpin kelompok memberikan sedikit
gambaran tentang pergaulan bebas
serta dampaklnya.
3. Pemimpin kelompok mempersilahkan siswa
bergiliran untuk mengemukakan pendapat tentang apa sebenarnya pergaulan bebas itu ?
4. Setelah itu, pemimpin kelompok mempersilahkan
siswa bergiliran untuk menyebutkan apa-apa
saja faktor penyebab pergaulan bebas
5. Pemimpin kelompok mempersilahkan siswa
bergiliran untuk mencari apa-apa
sajakerugian yang dialami yang ketika terjerumus pergaulan bebas
6. Setelah itu, pemimpin kelompok dan
anggota kelompok bersama-sama menyimpulkan apa, mengapa, dan bagaimana dalam
menyikapi tentang pergauan bebas itu
7. Pemimpin kelompok meminta komitmen
anggota kelompok tentang kesediaanya melaksanakan apa yang telah diputuskan
secara berasama dalam kegiatan bimbingan kelompok.
d.
Tahap
Pengakhiran
1. Pemimpin kelompok menjelaskan bahwa
kegiatan akan segera diakhiri.
2. Pemimpin kelompok meminta anggota
kelompok mengemukakan kesan dan tanggapanya terhadap kegiatan bimbingan
kelompok yang baru dilaksanakan.
3. Pemimpin kelompok mengucapkan terima
kasih kepada anggota kelompok.
4. Berdo’a bersama atas terlaksanaya
kegiatan bimbingan kelompok dengan lancar.
G.
Layanan Konseling Kelompok
Layanan
ini memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah
yang dialami melalui dinamika kelompok.Layanan ini merupakan layanan konseling
yang diselenggarakan dalam suasana kelompok.Fungsi utama bimbingan yang
didukung oleh layanan konselig kelopok ialah fungsi pengentasan.
H.
Layanan Mediasi
Layanan
ini merupakan layanan konseling yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak
(atau lebih) yang sedang dalam keadaan saling tidak menemukan
kecocokan.Ketidakcocokan itu menjadikan mereka saling berhadapan, salng
bertentangan, saling bermusuhan.Pihak-pihak yang berhadapan itu jauh dari rasa
damai, ahkan mungkin berkehendaksaling menghancurkan. Keadaan yang demikian itu
akan merugikan kedua belah pihak. Dengan layanan mediasi konselor berusaha
mengentarai atau membangun hubungan diantara mereka, sehingga mereka menghentikan
dan terhindar dari pertentangan lebih lanjut yang merugikan semua pihak.Fungsi
dari layanan ini adalah fungsi pemahaman dan pengentasan.
I.
Layanan Konsultasi
Layanan
ini memungkinkan siswa memperoleh wawasan pemahaman dan cara-cara yang perlu
dilaksanakannya dalam menangani kondisi atau permasalahan pihak
ketiga.Konsultasi pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan dalam format
tatap muka antara konselor dengan konsultasi.
Tujuan
utama layanan ini adalah agar klien dengan kemampuannya sendiri dapat menangani
kondisi dan permasalahan yang dialami pihak ketiga. Tujuan khusus, kemampuan
sendiri yang dimaksudkan yaitu dapat berupa wawasan, pemaahaman, dan cara
bertindak yang terkait langsung dengan suasana permasalahan pihak ketiga
tersebut. fungsinya adalah fungsi pemahaman dan pengentasan.
BAB V
ANALISIS & PELAKSANAAN PROGRAM
AUM AWAL – AUM AKHIR
LAPORAN KASUS
Khusus untuk
laporan kasus penulis tidak lagi menjabarkan apa itu konseling perorangan,
konseling kelompok dan bimbingan kelompok. Dan bagaimana juga tahap-tahap
selama pelaksanaan bimbingan tersebut, karena penulis sudah menjelaskannya
dalam layanan konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok
yang ada di Bab IV. Satlan
dan satkung juga terlampir.
AUM
I
1. Takut tidak naik kelas karena jarang
belajar
2. Sering tidak hadir kesekolah
3. Sering terlambat kesekolah
4. Sering keluar dan cabut ketika jam
pelajaran berlangsung
AUM II
PERMASALAHAN YANG DIALAMI
1. Sering tidur dikelas karena sering
begadang
2. Tidak mau mengerjakan tugas sekolah
3. Sering Keluar ketika jam pelajaran
berlangsung
4. Sering cabut dari sekolah
PENUTUP
A.
Gambaran Tentang Keberhasilan Layanan Konseling
Selama dua bulan penulis telah
melaksanakan layanan Bimbingan dan Konseling yang diprogramkan.Untuk menilai
efektifitas dan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilaksanakan tersebut,
maka perlu dilakukan penilaian.Secara umum dapat dikatakan bahwa kegiatan
Bimbingan dan Konseling yang diprogramkan sebagian besar telah terlaksana.Dari
layanan yang diberikan, klien mendapat pengetahuan baru seperti pemahaman diri,
mengerti konsep BK sebenarnya.
B.
Faktor Penunjang, Penghambat dan Upaya Mengatasinya
1. Faktor
Penunjang
Kegiatan
Bimbingan dan Konseling yang penulis programkan dapat terlaksana dengan baik
karena adanya dukungan dari semua pihak, yaitu dari kepala sekolah dan seluruh
pendidik yang ada di MAN Lubuk Pakam.Selain itu pelayanan Bimbingan dan
Konseling yang penulis laksanakan juga ditunjang oleh sarana dan prasarana yang
tersedia, yang meliputi adanya ruangan khusus untuk konseling serta kelengkapan
administrasi lainnya terutama ketika penulis sedang melaksanakan PPL BK PS.
2.
Faktor Penghambat
Meskipun secara
esensial tidak ada yang menjadi penghambat dalam melaksanakan kegiatan BK di
sekolah ini, namun secara tekhnis ada hambatan yang dialami antara lain :
Masalah kurangnya tenaga pembimbing.
3.
Upaya mengatasinya
Didukung
dengan jam khusus BK sangat mencukupi.
Namun, penulis tetap kewalahan untuk
melaksanakan beberapa layanan. Misalnya, layanan yang hanya terbatas untuk
kelompok, sehingga harus meminta bantuan rekan PPL BK PS lain untuk dapat
melaksanakannya.
C.
Saran-Saran
1.
Mahasiswa
yang mengikuti PPL BK PS harus benar-benar mempersiapkan diri dengan berbagai
wawasan dan keterampilan dalam memberikan layanan kepada siswa karena
permasalahn yang muncul di lapangan terkadang berbeda dengan teori yang
dipelajari di bangku kuliah.
2.
Diharapkan
guru pembimbing senantiasa meningkatkan kerja sama dengan personil sekolah yang
lain, seperti guru mata pelajaran, wali kelas, Pembina osis, guru piket serta
tata usaha. Sehingga program yang telah direncanakan mendapat dukungan dari
berbagai pihak di sekolah.
3.
Diharapkan
kepada siswa agar dapat memanfaatkan layanan BK untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mereka alami baik
masalah umum maupun khusus atau masalah
yang sangat mempribadi serta masalah belajar. Sehingga apa yang diharapkan
dapat tercapai dengan baik.
4.
Rasa
terima kasih banyak kepada guru pamong yang telah mendukung kami, dan membantu
kami selama PPL BK PS di sekolah.
5.
Juga
kepada Dosen PPL BK PS terima kasih atas bimbingan yang telah diberikan.
6.
Kami
harapkan kepada Prodi BK untuk dapat lebih memberikan kemudahan dalam prosedur
teknis pelaksanaan PPL BK PS.
DOKUMENTASI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar