KONSTRUK PRIBADI DARI GEORGE KELLY
Disusun Oleh Kelompok IV:
Nazli Rustian
Ayu Anugra
Lailan Najmi
Kelas BKI-III Semester IV
Dosen Pembimbing:
Nora Adi Anna Harahap, S. Psi, M. Psi
Mata Kuliah:
Psikologi Kepribadian
Bimbingan Konseling Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sumatera Utara Medan
T.A 2015/2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Puji dan syukur kita ucapkan kepada
Allah SWT yang telah memberikan nikmat umur, nikmat kesehatan dan kesempatan,
sehingga pada hari ini kita masih menjalankan aktivitas seperti biasanya,
semoga aktivitas yang kita laksanakan bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amin..
Sholawat bermutiarakan salam kita
hadiahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarga dan para
sahabatnya, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman yang dipenuhi
dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian tugas makalah Psikologi
Kepribadian yang berjudul “KONSTRUK
PRIBADI DARI GEORGE KELLY ”. Kami juga membuka kritik dan juga saran
apabila pada makalah yang kami buat ini terdapat kekurangan dan
kesalahan,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin..
Medan,
8 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Teori konstruk personal dari George Kelly tidak sama dengnan
teori kepribadian lainnya. Sebelumnya, teori ini disebut dengan teori kognitif,
teori prilaku, teori eksistensial, dan teori fenomenologi. Akan tetapi, teori
ini bukanlah teori-teori yang disebutkan diatas. Mungkin lebih tepat untuk
menyebut teori ini adalah istilah “metateori”, atau teori mengenai teori-teori.
Menurut Kelly, semua orang (temasuk yang membuat teori kepribadian)
mengantisipasi suatu peristiwa melalui makna atau interprestasi yang mereka
letakan pada peristiwa tersebut. Makna atau interprestasi ini di sebut dengan
konstruk. Manusia hidup di dunia nyata, tetapi prilaku mereka dibentuk oleh
interprestsi atau konstruksi mereka mengenai dunia yang terus meluas secara
bertahap. Mereka memandang dunia dalam cara mereka sendiri, dan setiap
konstruksi bersifat terbuka untuk revisi atau perubahan. Manusia tidak selalu
merupakan korban dari keadaan, karena konstruksi alternatif selalu tersedia.
Kelly menyebut posisi filosofis ini sebagai alternativisme konstruktif.
Alternativisme
konstriktif memiliki implikasi dalam teori konstruk personal Kelly, suatu teori
yang diekspresikan dalam satu asumsi dasar dan sebelas konsekunsi pendukung.
Asumsi dasarnya adalah bahwa manusia selalu aktif dan aktivitas mereka
diarahkan oleh cara mereka mengantisipasi kejadian.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSTRUK KEPERIBADIAN DARI GEORGE KELLY
George A. Kelly
lahir pada tanggal 28 april 1905 di Perth, Kansas. Ia mendapat gelar sarjananya
di Friends University, Kansas, Park College di Missouri, lalu mendapat gelar
pascasarjananya di University of Kansas, University of Minnesota, dan
University of Edinburgh, kemudian mendapat gelar Ph.D.-nya dari State
University of Iowa pada 1931. Dia membangun klinik keliling di Kansas, sebagai
psikolog penerbang pada perang dunia II, dan pernah menjadi profesor psikologi
di Ohio State University dan Brandeis University.[1]
George Kelly adalah orang yang menolak untuk menerima sesuatu secara hitam
putih dan suatu yang pasti bernilai benar atau salah. Dia adalah orang yang
senang mencoba pengalaman baru, menolak kebenaran yang absolut, dan karena itu
merasa bebas untuk merekonstruk atau menginterpretasi fenomena, menantang
konsep realitas objektif dan merasa bebas untuk bermain dalam dunia
keyakinannya. Menurut pandangannya seorang manusia bebas untuk mengkonstruksi
pemikiran dan pemahamannya tentang dunia sehingga menghasilkan sebuah
interpretasi yang berdasar pada konstruk personal yang telah dibentuknya.
Teori yang
dikemukakan Kelly biasa disebut teori Konstruk Personal.
Kepribadian individu dapat dipahami dalam kerangka kumpulan konstruk personal
yang digunakan untuk menginterpretasi dunia. Teori ini berfokus pada keunikan
dan keberagaman interpretasi manusia pada tiap stimulus yang mereka dapat.
Keberagaman interpretasi tersebut adalah bukti dari adanya konstruk-konstruk
yang berbeda pada setiap manusia yang berisi pengetahuan mereka tentang dunia,
sehingga dapat digunakan untuk menguasai pengetahuan baru.
Kelly memulai dengan asumsi dasar bahwa semesta ini sebuah kenyataan sebagai
suatu unit yang saling integral dan berkorelasi satu sama lain. Selain itu
semesta bersifat fleksibel atau selalu berubah. Pikiran manusia juga bersifat
nyata dan manusia berusaha menalari dunia yang selalu berubah. Orang yang
berbeda melihat realitas dengan cara yang berbeda pula. Manusia mempunyai cara
alternatif dalam melihat kenyataan. Kelly (1963) berasumsi “bahwa semua
interpretasi di masa sekarang mengenai semesta dapat direvisi atau diganti.”
Ia menyebut asumsi tersebut sebagai alternativisme konstruktif. Kelly
yakin bahwa manusia yang menentukan masa depannya, bukan fakta. Fakta dan
kenyataan tidak mendikte suatu kesimpulan, hanya membawa makna-makna untuk kita
temukan.
Terbentuknya
sebuah konstruk personal juga berguna bagi seseorang untuk dapat memprediksi
sebuah peristiwa yang mungkin akan terjadi di masa depan. Hal tersebut mungkin
terjadi, karena sebuah kontruk personal adalah akumulasi dari pengalaman dan pengetahuan tentang dunia yang telah dia
dapat. Menurut Kelly sebuah penalaran mendasari metafora yang merupakan jantung
pandangan Kelly terhadap individu. Metafora tersebut adalah “orang sebagai
ilmuan” (person as scientist). Jadi bagaimana seorang individu
mengembangkan ide yang memungkinkannya untuk memprediksi peristiwa penting
dalam kehidupan sehari-hari. Pandangan orang sebagai ilmuwan memiliki dua
konsekuensi lebih jauh. Pertama pandangan tersebut menyoroti fakta bahwa orang
pada dasarnya berorientasi pada masa depan. Kedua adalah orang tersebut dapat
mengadopsi beberapa teori yang berbeda untuk membuat tipe prediksi yang
berbeda, maka demikian pula dengan orang awam. Jadi ada kemungkinan munculnya
sebuah kontruksi alternatif di dalam konstruk personal manusia.[2]
Jadi menurut
pemakalah, dalam hal ini Kelly berpendapat bahwa manusia mempunyai penafsiran
sendiri dan berbeda-beda, semua dapat membangun pikirannya dalam hidup ini
secara bebas dan terbuka tidak terikat dengan fakta yang berlaku.
a.
Struktur
Struktur utama dalam teori kepribadian Kelly adalah konstruk personal. Konstruk
Personal merupakan cara seseorang menginterpretasikan dan menjelaskan
dunia. Teori ini adalah mengenai konstruksi manusia terhadap
peristiwa-peristiwa: yaitu pencarian pribadi mereka ke dalam dunia mereka. Melalui konstruk personal ini individu
merasakan, menginterpretasikan dan memaknai peristiwa tersebut dan
mengkategorikannya. Kelly percaya bahwa setiap orang akan melihatnya dengan
cara yang berbeda-beda dan manusia juga selalu mempunyai cara alternatif dalam
melihat sesuatu. Kelly (1963) berasumsi “bahwa semua interpretasi kita di
masa sekarang mengenai semesta dapat direvisi atau diganti” dan asumsi ini
ia sebut sebagai alternativisme konstruktif. Filosofi ini menyatakan
bahwa fakta akan selalu terbuka terhadap banyak kemungkinan dan dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang. Konstruk
adalah konsep yang digunakan untuk menginterpretasikan atau menterjemahkan
dunia/lingkungan. Konstruk merupakan konsep yang digunakan individu dalam
menafsirkan, mengategorisasikan, dan mempetakan tingkah laku. Upaya mengkonstruksikan
persamaan dan perbedaan sesuatu membimbing ke arah pembentukan suatu konstruk.
Suatu konstruk kehidupan ini akan kacau.[3]
Ada dua tipe
konstruk yang digunakan oleh Kelly untuk membahas elemen yang digunakan oleh
orang lain sebagai sadar atau bawah sadar, yaitu;
a.
Konstruk verbal yang diekspresikan dalam kata
b.
Konstruk preverbal yang digunakan ketika orang tersebut tidak memiliki
kata untuk mengekspresikannya. Konstruk ini dipelajari sebelum individu
mengembangkan kemampuan bahasa.
Tiap konstruk dalam sistem pada diri kita juga memiliki rentang kenyamanan dan
fokus kenyamanan. Rentang kenyamanan adalah semua peristiwa dimana
pengguna merasa aplikasi konstruk tersebut berguna. Fokus kenyamanan adalah
semua peristiwa dimana aplikasi dari konstruk tersebut termanfaatkan secara
penuh.
Menurut Kelly, manusia terus menerus membentuk pandangan mereka sendiri
mengenai dunia (tidak bersifat statis). Beberapa orang mungkin tidak fleksibel
dan jarang mengubah pandangan mereka itu. Hal ini bisa dijelaskan karena pada
diri tiap individu pasti memiliki core construct (konstruk inti)
yang menjadi fungsi dasar dan hanya akan dapat diubah dengan konsekuensi besar
pada sistem konstruk yang tersisa; dan peripheral construct (konstruk
pelengkap) yang tidak begitu mendasar dan dapat diubah tanpa modifikasi serius
struktur inti.
Sistem konstruk juga diorganisir dalam kerangka hierarki. Konstruk
superordinat merupakan konstruk paling inklusif dan paling luas, seperti
PLANTAE (tumbuhan). Konstruk superordinat ini berisi konstruk yang lebih sempit
dan spesifik seperti pohon, rumput, bunga, dst. Konstruk tingkat menengah ini
kemudian berisi banyak konstruk subordinat seperti mawar, pisang,
singkong, pohon mangga, dst.
Perlu disadari
bahwa konstruk satu dengan yang lain saling berhubungan dan perilaku atau
tindakan seseorang merupakan ekpresi dari suatu sistem konstruk, jadi tidak
hanya sekedar ekspresi dari satu kontruk tunggal saja. Konstruk tersebut
jugalah yang ia gunakan untuk memprediksi dan mengendalikan lingkungan
sekitarnya. Konstruk yang dipakai oleh seseorang akan mendefinisikan dunianya.
Oleh karena itu, dalam upaya memahami orang lain, maka kita harus memahami
konstruk apa yang ia gunakan dan peristiwa apa yang tercakup dalam konstruk
tersebut.[4]
b.
Asumsi
Dasar
Teori konstruk personal ini memiliki
satu asumsi dasar dan sebelas konsekuensi pendukung. Asumsi dasar dari teori
ini menyatakan bahwa “proses dari seseorang diarahkan melalui jalur-jalur
psikologis oleh cara-cara ketika (orang tersebut) mengantisipasi
peristiwa-peristiwa”. Asumsi ini
tidaklah bersifat absolute, namun justru
bersifat terbuka untuk dipertanyakan atau dikaji ulang.
Kelly
menjelaskan istilah proses dari seseorang merujuk pada manusia yang
selalu berubah, hidup, dan bergerak. Kemudian istilah diarahkan melalui
jalur-jalur menunjukkan bahwa manusia mengarahkan proses mereka pada suatu
jalur, suatu tujuan, atau akhir. Lalu istilah cara-cara mengantisipasi
peristiwa menjelaskan bahwa manusia mengarahkan tindakan mereka sesuai
dengan prediksi atas masa depan.[5]
c.
Konsekuensi
pendukung
Kelly mengelaborasikan teori konstruk personalnya dengan sebelas konsekuensi
pendukung, yaitu;
a)
Persamaan di
antara peristiwa
Kelly menyebut persamaan antarperistiwa sebagai konsekuensi konstruksi.
Bisa dikatakan bahwa asumsi konsekuensi ini adalah “seseorang mengantisipasi
kejadian dengan mengkonstruksikan replikasi mereka”. Manusia melihat suatu pola atau replikasi yang
berulang pada peristiwa yang dipersepsikan sebagai sesuatu yang sama sehingga
ia dapat mendeskripsikan atau bahkan memprediksikannya.
b)
Perbedaan di
antara manusia
“Manusia berbeda satu sama lain dalam konstruksi mereka terhadap peristiwa”
(Feist, 2010:294). Kelly menyebut perbedaan ini sebagai konsekuensi
individualitas. Setiap manusia memiliki pengalaman yang berbeda dan tidak
mungkin ada dua orang yang membentuk suatu pengalaman yang sama persis. Oleh
karena itulah, konstruk yang digunakan oleh individu satu dengan yang lain
dalam menginterpretasikan dunia pastilah juga berbeda.
c)
Hubungan di
antara konstruk
Konsekuensi
ketiga ini disebut konsekuensi organisasi yang menyatakan bahwa manusia
“secara karakter akan mengembangkan konstruksi mengenai suatu sistem yang
merangkul hubungan ordinal antara konstruk, untuk kenyamanan (mereka) dalam
mengantisipasi kejadian”. Konsekuensi ini menekankan pada hubungan
antarkonstruk dan bagaimana manusia dapat bergerak dari satu konstruk ke
konstruk lainnya dalam cara yang teratur. Hal ini juga menjelaskan bahwa
konstruk seseorang terbentuk secara ordinal (hierarkis), dengan konstruk
superordinat pada tingkat paling puncak dan konstruk subordinat pada tingkat
paling bawah yang bersifat sangat spesifik (sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya dalam makalah ini).
d)
Dikotomi
konstruk
Konsekuensi
dikotomi
menyatakan bahwa ”sistem konstruksi seseorang terdiri dari konstruk dikotomi
dengan jumlah terbatas”. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam
membentuk sebuah konstruk setidaknya dibutuhkan dua elemen yang dipersepsikan
sama dan satu elemen yang dipersepsikan sebagai berbeda. Kelly juga mengatakan
bahwa konstruk bersifat skema hitam-putih yang kontras. Oleh karena itulah kita
mengerti konstruk baik/buruk.
e)
Pilihan antar
dikotomi
Ketika
memandang suatu peristiwa sebagai hal yang dikotomi, maka manusia akan memiliki
pilihan alternatif atas tindakannya, yang disebut sebagai konsekuensi
pilihan. Kelly menyatakan bahwa “manusia memilih alternatif dalam suatu
konstruk dikotomi untuk dirinya sendiri, melalui bagaimana mereka
mengantisipasi kemungkinan yang lebih besar untuk memperluas dan mendefinisikan
konstruk di masa depan”.
Konsekuensi ini terkait dengan empat konsekuensi sebelumnya. Ketika menghadapi
suatu masalah, konstruk dikotomi seseorang akan memunculkan pilihan alternatif
berupa tindakan yang dapat dilakukan. Setiap alternatif pilihan mengantasipasi
kemungkinan yang lebih besar dalam memperluas ataupun memperjelas konstruk yang
akan datang.
f)
Jangkauan
praktis
Konsekuensi
jangkauan ini
mengasumsikan bahwa konstruk personal bersifat terbatas dan tidak relevan
dengan segalanya. “Suatu konstruk bersifat praktis untuk antisipasi dari
suatu jangkauan yang terbatas, hanya dari kejadian saja”. Ketika individu dihadapkan dengan peristiwa
seperti pilihan untuk berpacaran maka konstruk keterikatan akan berada dalam
jangkauan praktis. Namun di lain waktu, bisa jadi konstruk ini berada di luar
jangkauan. Kemudian konstruk keterikatan ini menjangkau konstruk lain seperti kebebasan.
g)
Pengalaman dan
pembelajaran
Perlu diingat
kembali bahwa dasar dari teori konstruk personal Kelly adalah antisipasi
dari peristiwa. Individu memprediksi masa depan kemudian melakukan validitas
pada konstruk yang ada dalam dirinya atau melakukan restrukturisasi pada
kejadian tersebut untuk menyesuaikan pengalaman kita. Restrukturisasi ini
membantu individu belajar dari pengalamannya.
Konsekuensi
pengalaman menyatakan “sistem konstruksi seseorang
bervariasi saat ia dengan sukses menginterpretasikan suatu replikasi dari
kejadian”. Sukses yang dimaksud adalah kita memperhatikan hanya satu hal
dalam satu waktu.
Pengalaman
terdiri atas interpretasi kejadian dengan sukses. Makna yang kita kaitkan
dengan kejadian itulah yang mengubah hidup seseorang dan membentuk pengalaman.
Selama menjalani kehidupan, individu tentu akan terus dihadapkan dengan
serangkaian peristiwa dan melakukan berbagai pemaknaan. Pandangan dalam
pemaknaannya tersebut berpotensi untuk mengalami restrukturisasi melalui
kejadian-kejadian yang ia hadapi. Namun bukan berarti ia harus melakukan
restrukturisasi pada konstruk tersebut. Yang ditekankan di sini adalah agar
konstruk dapat fleksibel sehingga individu dapat beradaptasi dengan
pengalamannya.
h)
Adaptasi
terhadap pengalaman
Ciri-ciri konstruk personal yang lain adalah konstruk personal selalu
beradaptasi dengan lingkungan (fleksibel). Istilah Kelly untuk hal ini adalah konsekuensi
modulasi. Konsekuensi modulasi mengasumsikan bahwa sejauh mana orang
melakukan revisi atas konstruk mereka berhubungan dengan kadar sejauh mana
konstruk yang baru dapat menembus kostruk yang sudah ada (permeability).
Suatu konstruk mudah ditembus apabila elemen baru dapat ditambahkan ke dalamnya
sedangkan konstruk yang t idak mudah ditembus tidak dapat menerima elemen baru.
i)
Konstruk yang
Tidak Dapat Dipadankan
Walaupun Kelly mengatakan bahwa konstruk personal individu secara keseluruhan
adalah stabil dan konsisten namun ia menyebutkan gagasannya tentang konsekuensi
fragmentasi. Konsekuensi fragmentasi mengizinkan adanya ketidak
sepadanan elemen-elemen spesifik. Menurut Kelly, banyak perilaku kita
sehari-hari yang mencerminkan ketidaksepadanan. Namun, lanjut Kelly, walaupun
perilaku kita sering terlihat tidak konsisten, Kelly melihat stabilitas yang
mendasari kebanyakan perilaku kita. Sebagai contoh seorang anak dapat lebih
sabar dalam menghadapi satu situasi namun lebih tidak sabar dalam menghadapi
situasi yang lainnya. Ketika kita tidak mengalami suatu kejadian dimana
konstruk kita menjadi tidak sepadan maka hampir dipastikan bahwa kita tidak
akan bisa mengalami perubahan karena kita terkunci dalam satu konstruk yang
kita anggap pasti.
j)
Persamaan di
Antara Manusia
Kelly percaya bahwa dalam setiap kejadian atau pengalaman yang dimiliki manusia
adalah berbeda-beda. Namun, bisa saja dua manusia memiliki cara pandang yang
sama terhadap satu situasi meskipun latar belakang dan pengalaman yang dimiliki
orang-orang tersebut berbeda. Walaupun begitu, orang-orang dengan latar
belakang dan pengalaman hidup yang sama lebih memungkinkan untuk memiliki cara
pandang yang sama terhadap suatu hal. Kelly menyebut konsekuensi pendukung ini
sebagai konsekuensi kesamaan.
k)
Proses Sosial
Konsekuensi pendukung terakhir adalah konsekuensi sosial. Manusia tidak
berkomunikasi satu sama lain hanya berdasarkan pada pengalaman atau konstruk
yang sama namun manusia berkomunikasi dengan cara melihat konstruk orang lain.
Dalam hal ini Kelly merujuk pada hubungan interpersonal yang di dalamnya
manusia tidak hanya mengobservasi perilaku orang lain namun juga
menginterpretasi apa makna sebenarnya dari perilaku tersebut.
Peran menurut definisi Kelly adalah pola perilaku yang dihasilkan dari
pemahaman seseorang mengenai konstruk dari orang lain dalam posisi ia terlibat
dalam suatu tugas bersama. Peran seorang individu tidak ditentukan dari dimana
status atau kedudukan individu dalam lingkungan social namun peran seseorang
ditentukan dari bagaimana individu tersebut menginterpretasikan peran tersebut.[6]
d.
Dinamika
Kepribadian Kelly
Kelly
menggambarkan manusia sebagai seorang peneliti. Tiap-tiap individu memiliki
gagasan dan teori tersendiri mengenai dunia dan individu-individu tersebut
menguji hipotesis yang mereka punya serta mempraktekkan hipotesis tersebut
dalam dunia nyata. Tidak masalah apakah interpretasi yang kita buat ini tepat
atau malah tidak tepat, yang terpenting adalah imajinasi individu tentang
realitas yang memberikan makna bagi setiap kejadian yang terjadi dalam hidup
masing-masing individu. Dengan kata lain, perilaku manusia diarahkan oleh cara
mereka melihat masa depan.[7]
tipe struktur kepribadian
menurut Kelly yang disebut Corollary :
1.
Construction
corollary: manusia mengantisipasi peristiwa dengan membentuk replikasi (pada
peristiwa yang temanya sama)
2.
Individuality
corollary: Manusia berbeda-beda dalam membuat konstruk atas peristiwa yang sama
(tergantung interpretasi masing-masing). Adanya perbedaan individu, bagaimana
individu menerima atau menginterpretasi suatu peristiwa.
3.
Organization
corollary: Manusia cenderung untuk mengatur konstruk individualnya berdasarkan
pandangannya terhadap hubungan antar konstruk itu (hirarki)
4.
Dichotomy
corollary: Sistem konstruk manusia terdiri atas sejumlah konstruk
dikotomis/bipolar
5.
Choice corollary: Manusia memilih sendiri
alternatif dari konstruk dikotomis tersebut berdasarkan keinginannya untuk
memperjelas atau memperluas sistem konstruknya.(Security atau adventure)
6.
Range
corollary: Suatu konstruk hanya dapat digunakan untuk mengantisipasi peristiwa
tertentu saja (ada yang dapat digunakan untuk beragam situasi/orang, ada juga
yang hanya dapat digunakan situasi yang sangat terbatas)
7.
Experience
corollary: Sistem konstruksi manusia berubah sebagai hasil dari pengalaman
manusia yang berubah. [8]
BAB III
PENUTUP
Ø George A. Kelly
lahir pada tanggal 28 april 1905 di Perth, Kansas. Ia mendapat gelar sarjananya
di Friends University, Kansas, Park College di Missouri, lalu mendapat gelar
pascasarjananya di University of Kansas, University of Minnesota, dan
University of Edinburgh, kemudian mendapat gelar Ph.D.-nya dari State
University of Iowa pada 1931. Dia membangun klinik keliling di Kansas, sebagai
psikolog penerbang pada perang dunia II, dan pernah menjadi profesor psikologi
di Ohio State University dan Brandeis University.
Ø Kelly percaya
bahwa setiap orang akan melihatnya dengan cara yang berbeda-beda dan manusia
juga selalu mempunyai cara alternatif dalam melihat sesuatu. Kelly (1963)
berasumsi “bahwa semua interpretasi kita di masa sekarang mengenai semesta
dapat direvisi atau diganti” dan asumsi ini ia sebut sebagai alternativisme
konstruktif. Filosofi ini menyatakan bahwa fakta akan selalu terbuka terhadap
banyak kemungkinan dan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Ø Asumsi dasar
dari teori ini menyatakan bahwa “proses dari seseorang diarahkan melalui
jalur-jalur psikologis oleh cara-cara ketika (orang tersebut) mengantisipasi
peristiwa-peristiwa”.
Ø Kelly
mengelaborasikan teori konstruk personalnya dengan sebelas konsekuensi
pendukung, yaitu :
1.
Persamaan
di antara peristiwa
2.
Perbedaan
di antara manusia
3.
Hubungan
di antara konstruk
4.
Dikotomi
konstruk
5.
Pilihan
antara dikotomi
6.
Jangkaun
praktis
7.
Pengalaman
dan pembelajaran
8.
Adaptasi
terhadap pengalaman
9.
Konstruk
yang tidak dapat dipadankan
10.
Persamaan
di antara manusia
11.
Proses
sosial
Ø Tipe struktur kepribadian menurut Kelly yang disebut Corollary :
1)
Construction
corollary
2)
Individuality
corollary
3)
Organization
corollary
4)
Dichotomy
corollary
5)
Choice
corollary
6)
Range
corollary
7)
Experience
corollary.
DAFTAR PUSTAKA
Feist, Jess,
& Feist, G.J. (2010). Teori Kepribadian (buku 2) (edisi 7). Jakarta:
Salemba Humanika
Pervin, L.A.,
Cervovne, D., & John, O.P. (2010). Psikologi Kepribadian: Teori dan
Penelitian (edisi 9). Jakarta: Prenada Media Group
Yusuf, Syamsu dan Nurihsan A.Juntika,(2007). Teori
Kepribadian, Bandung : PT Remaja Rosdakkarya Offset.
https://nurukomisa.wordpress.com/2015/07/02/makalah-teori-kepribadian-kognitif-george-a-kelly/, di unduh tgl 20 april 2016, jam
15:02.
http://sofia_rabbani-fpsi10.web.unair.ac.id/artikel_detail-50283-kuliah-Kelly%20%20Psikologi%20Kepribadian.html, di unduh tgl 20 April 2016, jam 14:36
[1] Feist, Jess, & Feist, G.J. Teori Kepribadian (buku
2) (edisi 7). (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h.287.
[3] Yusuf, Syamsu dan Nurihsan A. Juntika, Teori
Kepribadian, (Bandung : PT
Remaja Rosdakkarya
Offset.2007), h. 25.
[4] Pervin, L.A.,
Cervovne, D., & John, O.P. Psikologi Kepribadian: Teori dan Penelitian
(edisi 9). (Jakarta: Prenada Media Group,2010), H.
[7] http://sofia_rabbani-fpsi10.web.unair.ac.id/artikel_detail-50283-kuliah-Kelly%20%20Psikologi%20Kepribadian.html, di unduh tgl 20 April 2016, jam 14:36
[8] https://nurukomisa.wordpress.com/2015/07/02/makalah-teori-kepribadian-kognitif-george-a-kelly/, di unduh tgl 20 april 2016, jam 15:02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar