Selasa, 24 Mei 2016

Kontruk Pribadi dari George Kelly


KONSTRUK PRIBADI DARI GEORGE KELLY
Disusun Oleh Kelompok IV:
Nazli Rustian
Ayu Anugra
Lailan Najmi
Kelas BKI-III Semester IV




Dosen Pembimbing:
Nora Adi Anna Harahap, S. Psi, M. Psi
Mata Kuliah:
Psikologi Kepribadian

Bimbingan Konseling Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sumatera Utara Medan
T.A 2015/2016


KATA PENGANTAR

            Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
            Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat umur, nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga pada hari ini kita masih menjalankan aktivitas seperti biasanya, semoga aktivitas yang kita laksanakan bernilai ibadah disisi Allah SWT. Amin..
            Sholawat bermutiarakan salam kita hadiahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan ke zaman yang dipenuhi dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
            Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian tugas makalah Psikologi Kepribadian  yang berjudul “KONSTRUK PRIBADI DARI GEORGE KELLY ”. Kami juga membuka kritik dan juga saran apabila pada makalah yang kami buat ini terdapat kekurangan dan kesalahan,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin..

                                                                                    Medan, 8 Maret 2016

                                                                                                Penulis




DAFTAR ISI











BAB I

PENDAHULUAN
            Teori konstruk  personal dari George Kelly tidak sama dengnan teori kepribadian lainnya. Sebelumnya, teori ini disebut dengan teori kognitif, teori prilaku, teori eksistensial, dan teori fenomenologi. Akan tetapi, teori ini bukanlah teori-teori yang disebutkan diatas. Mungkin lebih tepat untuk menyebut teori ini adalah istilah “metateori”, atau teori mengenai teori-teori. Menurut Kelly, semua orang (temasuk yang membuat teori kepribadian) mengantisipasi suatu peristiwa melalui makna atau interprestasi yang mereka letakan pada peristiwa tersebut. Makna atau interprestasi ini di sebut dengan konstruk. Manusia hidup di dunia nyata, tetapi prilaku mereka dibentuk oleh interprestsi atau konstruksi mereka mengenai dunia yang terus meluas secara bertahap. Mereka memandang dunia dalam cara mereka sendiri, dan setiap konstruksi bersifat terbuka untuk revisi atau perubahan. Manusia tidak selalu merupakan korban dari keadaan, karena konstruksi alternatif selalu tersedia. Kelly menyebut posisi filosofis ini sebagai alternativisme konstruktif.
            Alternativisme konstriktif memiliki implikasi dalam teori konstruk personal Kelly, suatu teori yang diekspresikan dalam satu asumsi dasar dan sebelas konsekunsi pendukung. Asumsi dasarnya adalah bahwa manusia selalu aktif dan aktivitas mereka diarahkan oleh cara mereka mengantisipasi kejadian.





BAB II

PEMBAHASAN
KONSTRUK KEPERIBADIAN DARI GEORGE KELLY
George A. Kelly lahir pada tanggal 28 april 1905 di Perth, Kansas. Ia mendapat gelar sarjananya di Friends University, Kansas, Park College di Missouri, lalu mendapat gelar pascasarjananya di University of Kansas, University of Minnesota, dan University of Edinburgh, kemudian mendapat gelar Ph.D.-nya dari State University of Iowa pada 1931. Dia membangun klinik keliling di Kansas, sebagai psikolog penerbang pada perang dunia II, dan pernah menjadi profesor psikologi di Ohio State University dan Brandeis University.[1]
            George Kelly adalah orang yang menolak untuk menerima sesuatu secara hitam putih dan suatu yang pasti bernilai benar atau salah. Dia adalah orang yang senang mencoba pengalaman baru, menolak kebenaran yang absolut, dan karena itu merasa bebas untuk merekonstruk atau menginterpretasi fenomena, menantang konsep realitas objektif dan merasa bebas untuk bermain dalam dunia keyakinannya. Menurut pandangannya seorang manusia bebas untuk mengkonstruksi pemikiran dan pemahamannya tentang dunia sehingga menghasilkan sebuah interpretasi yang berdasar pada konstruk personal yang telah dibentuknya.
Teori yang dikemukakan Kelly biasa disebut teori Konstruk Personal. Kepribadian individu dapat dipahami dalam kerangka kumpulan konstruk personal yang digunakan untuk menginterpretasi dunia. Teori ini berfokus pada keunikan dan keberagaman interpretasi manusia pada tiap stimulus yang mereka dapat. Keberagaman interpretasi tersebut adalah bukti dari adanya konstruk-konstruk yang berbeda pada setiap manusia yang berisi pengetahuan mereka tentang dunia, sehingga dapat digunakan untuk menguasai pengetahuan baru.
            Kelly memulai dengan asumsi dasar bahwa semesta ini sebuah kenyataan sebagai suatu unit yang saling integral dan berkorelasi satu sama lain. Selain itu semesta bersifat fleksibel atau selalu berubah. Pikiran manusia juga bersifat nyata dan manusia berusaha menalari dunia yang selalu berubah. Orang yang berbeda melihat realitas dengan cara yang berbeda pula. Manusia mempunyai cara alternatif dalam melihat kenyataan. Kelly (1963) berasumsi “bahwa semua interpretasi di masa sekarang mengenai semesta dapat direvisi atau diganti.” Ia menyebut asumsi tersebut sebagai alternativisme konstruktif. Kelly yakin bahwa manusia yang menentukan masa depannya, bukan fakta. Fakta dan kenyataan tidak mendikte suatu kesimpulan, hanya membawa makna-makna untuk kita temukan.
Terbentuknya sebuah konstruk personal juga berguna bagi seseorang untuk dapat memprediksi sebuah peristiwa yang mungkin akan terjadi di masa depan. Hal tersebut mungkin terjadi, karena sebuah kontruk personal adalah akumulasi dari pengalaman dan  pengetahuan tentang dunia yang telah dia dapat. Menurut Kelly sebuah penalaran mendasari metafora yang merupakan jantung pandangan Kelly terhadap individu. Metafora tersebut adalah “orang sebagai ilmuan” (person as scientist). Jadi bagaimana seorang individu mengembangkan ide yang memungkinkannya untuk memprediksi peristiwa penting dalam kehidupan sehari-hari. Pandangan orang sebagai ilmuwan memiliki dua konsekuensi lebih jauh. Pertama pandangan tersebut menyoroti fakta bahwa orang pada dasarnya berorientasi pada masa depan. Kedua adalah orang tersebut dapat mengadopsi beberapa teori yang berbeda untuk membuat tipe prediksi yang berbeda, maka demikian pula dengan orang awam. Jadi ada kemungkinan munculnya sebuah kontruksi alternatif di dalam konstruk personal manusia.[2]
Jadi menurut pemakalah, dalam hal ini Kelly berpendapat bahwa manusia mempunyai penafsiran sendiri dan berbeda-beda, semua dapat membangun pikirannya dalam hidup ini secara bebas dan terbuka tidak terikat dengan fakta yang berlaku.
a.      Struktur
            Struktur utama dalam teori kepribadian Kelly adalah konstruk personal. Konstruk Personal merupakan cara seseorang menginterpretasikan dan menjelaskan dunia. Teori ini adalah mengenai konstruksi manusia terhadap peristiwa-peristiwa: yaitu pencarian pribadi mereka ke dalam dunia mereka.  Melalui konstruk personal ini individu merasakan, menginterpretasikan dan memaknai peristiwa tersebut dan mengkategorikannya. Kelly percaya bahwa setiap orang akan melihatnya dengan cara yang berbeda-beda dan manusia juga selalu mempunyai cara alternatif dalam melihat sesuatu. Kelly (1963) berasumsi “bahwa semua interpretasi kita di masa sekarang mengenai semesta dapat direvisi atau diganti” dan asumsi ini ia sebut sebagai alternativisme konstruktif. Filosofi ini menyatakan bahwa fakta akan selalu terbuka terhadap banyak kemungkinan dan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Konstruk adalah konsep yang digunakan untuk menginterpretasikan atau menterjemahkan dunia/lingkungan. Konstruk merupakan konsep yang digunakan individu dalam menafsirkan, mengategorisasikan, dan mempetakan tingkah laku. Upaya mengkonstruksikan persamaan dan perbedaan sesuatu membimbing ke arah pembentukan suatu konstruk. Suatu konstruk kehidupan ini akan kacau.[3]
Ada dua tipe konstruk yang digunakan oleh Kelly untuk membahas elemen yang digunakan oleh orang lain sebagai sadar atau bawah sadar, yaitu;
a.       Konstruk verbal yang diekspresikan dalam kata
b.      Konstruk preverbal yang digunakan ketika orang tersebut tidak memiliki kata untuk mengekspresikannya. Konstruk ini dipelajari sebelum individu mengembangkan kemampuan bahasa.
            Tiap konstruk dalam sistem pada diri kita juga memiliki rentang kenyamanan dan fokus kenyamanan. Rentang kenyamanan adalah semua peristiwa dimana pengguna merasa aplikasi konstruk tersebut berguna. Fokus kenyamanan adalah semua peristiwa dimana aplikasi dari konstruk tersebut termanfaatkan secara penuh.
            Menurut Kelly, manusia terus menerus membentuk pandangan mereka sendiri mengenai dunia (tidak bersifat statis). Beberapa orang mungkin tidak fleksibel dan jarang mengubah pandangan mereka itu. Hal ini bisa dijelaskan karena pada diri tiap individu pasti memiliki core construct (konstruk inti) yang menjadi fungsi dasar dan hanya akan dapat diubah dengan konsekuensi besar pada sistem konstruk yang tersisa; dan peripheral construct (konstruk pelengkap) yang tidak begitu mendasar dan dapat diubah tanpa modifikasi serius struktur inti.
            Sistem konstruk juga diorganisir dalam kerangka hierarki. Konstruk superordinat merupakan konstruk paling inklusif dan paling luas, seperti PLANTAE (tumbuhan). Konstruk superordinat ini berisi konstruk yang lebih sempit dan spesifik seperti pohon, rumput, bunga, dst. Konstruk tingkat menengah ini kemudian berisi banyak konstruk subordinat seperti mawar, pisang, singkong, pohon mangga, dst.
Perlu disadari bahwa konstruk satu dengan yang lain saling berhubungan dan perilaku atau tindakan seseorang merupakan ekpresi dari suatu sistem konstruk, jadi tidak hanya sekedar ekspresi dari satu kontruk tunggal saja. Konstruk tersebut jugalah yang ia gunakan untuk memprediksi dan mengendalikan lingkungan sekitarnya. Konstruk yang dipakai oleh seseorang akan mendefinisikan dunianya. Oleh karena itu, dalam upaya memahami orang lain, maka kita harus memahami konstruk apa yang ia gunakan dan peristiwa apa yang tercakup dalam konstruk tersebut.[4]
b.      Asumsi Dasar 
            Teori konstruk personal ini memiliki satu asumsi dasar dan sebelas konsekuensi pendukung. Asumsi dasar dari teori ini menyatakan bahwa “proses dari seseorang diarahkan melalui jalur-jalur psikologis oleh cara-cara ketika (orang tersebut) mengantisipasi peristiwa-peristiwa”.  Asumsi ini tidaklah bersifat absolute,  namun justru bersifat terbuka untuk dipertanyakan atau dikaji ulang.
Kelly menjelaskan istilah proses dari seseorang merujuk pada manusia yang selalu berubah, hidup, dan bergerak. Kemudian istilah diarahkan melalui jalur-jalur menunjukkan bahwa manusia mengarahkan proses mereka pada suatu jalur, suatu tujuan, atau akhir. Lalu istilah cara-cara mengantisipasi peristiwa menjelaskan bahwa manusia mengarahkan tindakan mereka sesuai dengan prediksi atas masa depan.[5]
c.       Konsekuensi pendukung
            Kelly mengelaborasikan teori konstruk personalnya dengan sebelas konsekuensi pendukung, yaitu;
a)      Persamaan di antara peristiwa
            Kelly menyebut persamaan antarperistiwa sebagai konsekuensi konstruksi. Bisa dikatakan bahwa asumsi konsekuensi ini adalah “seseorang mengantisipasi kejadian dengan mengkonstruksikan replikasi mereka”.  Manusia melihat suatu pola atau replikasi yang berulang pada peristiwa yang dipersepsikan sebagai sesuatu yang sama sehingga ia dapat mendeskripsikan atau bahkan memprediksikannya.
b)     Perbedaan di antara manusia
            “Manusia berbeda satu sama lain dalam konstruksi mereka terhadap peristiwa” (Feist, 2010:294). Kelly menyebut perbedaan ini sebagai konsekuensi individualitas. Setiap manusia memiliki pengalaman yang berbeda dan tidak mungkin ada dua orang yang membentuk suatu pengalaman yang sama persis. Oleh karena itulah, konstruk yang digunakan oleh individu satu dengan yang lain dalam menginterpretasikan dunia pastilah juga berbeda.
c)      Hubungan di antara konstruk
Konsekuensi ketiga ini disebut konsekuensi organisasi yang menyatakan bahwa manusia “secara karakter akan mengembangkan konstruksi mengenai suatu sistem yang merangkul hubungan ordinal antara konstruk, untuk kenyamanan (mereka) dalam mengantisipasi kejadian”. Konsekuensi ini menekankan pada hubungan antarkonstruk dan bagaimana manusia dapat bergerak dari satu konstruk ke konstruk lainnya dalam cara yang teratur. Hal ini juga menjelaskan bahwa konstruk seseorang terbentuk secara ordinal (hierarkis), dengan konstruk superordinat pada tingkat paling puncak dan konstruk subordinat pada tingkat paling bawah yang bersifat sangat spesifik (sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya dalam makalah ini).
d)     Dikotomi konstruk
Konsekuensi dikotomi menyatakan bahwa ”sistem konstruksi seseorang terdiri dari konstruk dikotomi dengan jumlah terbatas”. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam membentuk sebuah konstruk setidaknya dibutuhkan dua elemen yang dipersepsikan sama dan satu elemen yang dipersepsikan sebagai berbeda. Kelly juga mengatakan bahwa konstruk bersifat skema hitam-putih yang kontras. Oleh karena itulah kita mengerti konstruk baik/buruk.
e)      Pilihan antar dikotomi
Ketika memandang suatu peristiwa sebagai hal yang dikotomi, maka manusia akan memiliki pilihan alternatif atas tindakannya, yang disebut sebagai konsekuensi pilihan. Kelly menyatakan bahwa “manusia memilih alternatif dalam suatu konstruk dikotomi untuk dirinya sendiri, melalui bagaimana mereka mengantisipasi kemungkinan yang lebih besar untuk memperluas dan mendefinisikan konstruk di masa depan”.
            Konsekuensi ini terkait dengan empat konsekuensi sebelumnya. Ketika menghadapi suatu masalah, konstruk dikotomi seseorang akan memunculkan pilihan alternatif berupa tindakan yang dapat dilakukan. Setiap alternatif pilihan mengantasipasi kemungkinan yang lebih besar dalam memperluas ataupun memperjelas konstruk yang akan datang.

f)       Jangkauan praktis
Konsekuensi jangkauan ini mengasumsikan bahwa konstruk personal bersifat terbatas dan tidak relevan dengan segalanya. “Suatu konstruk bersifat praktis untuk antisipasi dari suatu jangkauan yang terbatas, hanya dari kejadian saja”.  Ketika individu dihadapkan dengan peristiwa seperti pilihan untuk berpacaran maka konstruk keterikatan akan berada dalam jangkauan praktis. Namun di lain waktu, bisa jadi konstruk ini berada di luar jangkauan. Kemudian konstruk keterikatan ini menjangkau konstruk lain seperti kebebasan.
g)      Pengalaman dan pembelajaran
Perlu diingat kembali bahwa dasar dari teori konstruk personal Kelly adalah  antisipasi dari peristiwa. Individu memprediksi masa depan kemudian melakukan validitas pada konstruk yang ada dalam dirinya atau melakukan restrukturisasi pada kejadian tersebut untuk menyesuaikan pengalaman kita. Restrukturisasi ini membantu individu belajar dari pengalamannya.
Konsekuensi pengalaman menyatakan “sistem konstruksi seseorang bervariasi saat ia dengan sukses menginterpretasikan suatu replikasi dari kejadian”. Sukses yang dimaksud adalah kita memperhatikan hanya satu hal dalam satu waktu.
Pengalaman terdiri atas interpretasi kejadian dengan sukses. Makna yang kita kaitkan dengan kejadian itulah yang mengubah hidup seseorang dan membentuk pengalaman. Selama menjalani kehidupan, individu tentu akan terus dihadapkan dengan serangkaian peristiwa dan melakukan berbagai pemaknaan. Pandangan dalam pemaknaannya tersebut berpotensi untuk mengalami restrukturisasi melalui kejadian-kejadian yang ia hadapi. Namun bukan berarti ia harus melakukan restrukturisasi pada konstruk tersebut. Yang ditekankan di sini adalah agar konstruk dapat fleksibel sehingga individu dapat beradaptasi dengan pengalamannya.
h)     Adaptasi terhadap pengalaman
            Ciri-ciri konstruk personal yang lain adalah konstruk personal selalu beradaptasi dengan lingkungan (fleksibel). Istilah Kelly untuk hal ini adalah konsekuensi modulasi. Konsekuensi modulasi mengasumsikan bahwa sejauh mana orang melakukan revisi atas konstruk mereka berhubungan dengan kadar sejauh mana konstruk yang baru dapat menembus kostruk yang sudah ada (permeability). Suatu konstruk mudah ditembus apabila elemen baru dapat ditambahkan ke dalamnya sedangkan konstruk yang t idak mudah ditembus tidak dapat menerima elemen baru.
i)        Konstruk yang Tidak Dapat Dipadankan
            Walaupun Kelly mengatakan bahwa konstruk personal individu secara keseluruhan adalah stabil dan konsisten namun ia menyebutkan gagasannya tentang konsekuensi fragmentasi. Konsekuensi fragmentasi mengizinkan adanya ketidak sepadanan elemen-elemen spesifik. Menurut Kelly, banyak perilaku kita sehari-hari yang mencerminkan ketidaksepadanan. Namun, lanjut Kelly, walaupun perilaku kita sering terlihat tidak konsisten, Kelly melihat stabilitas yang mendasari kebanyakan perilaku kita. Sebagai contoh seorang anak dapat lebih sabar dalam menghadapi satu situasi namun lebih tidak sabar dalam menghadapi situasi yang lainnya. Ketika kita tidak mengalami suatu kejadian dimana konstruk kita menjadi tidak sepadan maka hampir dipastikan bahwa kita tidak akan bisa mengalami perubahan karena kita terkunci dalam satu konstruk yang kita anggap pasti.
j)       Persamaan di Antara Manusia
            Kelly percaya bahwa dalam setiap kejadian atau pengalaman yang dimiliki manusia adalah berbeda-beda. Namun, bisa saja dua manusia memiliki cara pandang yang sama terhadap satu situasi meskipun latar belakang dan pengalaman yang dimiliki orang-orang tersebut berbeda. Walaupun begitu, orang-orang dengan latar belakang dan pengalaman hidup yang sama lebih memungkinkan untuk memiliki cara pandang yang sama terhadap suatu hal. Kelly menyebut konsekuensi pendukung ini sebagai konsekuensi kesamaan.
k)     Proses Sosial
            Konsekuensi pendukung terakhir adalah konsekuensi sosial. Manusia tidak berkomunikasi satu sama lain hanya berdasarkan pada pengalaman atau konstruk yang sama namun manusia berkomunikasi dengan cara melihat konstruk orang lain. Dalam hal ini Kelly merujuk pada hubungan interpersonal yang di dalamnya manusia tidak hanya mengobservasi perilaku orang lain namun juga menginterpretasi apa makna sebenarnya dari perilaku tersebut.
            Peran menurut definisi Kelly adalah pola perilaku yang dihasilkan dari pemahaman seseorang mengenai konstruk dari orang lain dalam posisi ia terlibat dalam suatu tugas bersama. Peran seorang individu tidak ditentukan dari dimana status atau kedudukan individu dalam lingkungan social namun peran seseorang ditentukan dari bagaimana individu tersebut menginterpretasikan peran tersebut.[6]
d.      Dinamika Kepribadian Kelly
Kelly menggambarkan manusia sebagai seorang peneliti. Tiap-tiap individu memiliki gagasan dan teori tersendiri mengenai dunia dan individu-individu tersebut menguji hipotesis yang mereka punya serta mempraktekkan hipotesis tersebut dalam dunia nyata. Tidak masalah apakah interpretasi yang kita buat ini tepat atau malah tidak tepat, yang terpenting adalah imajinasi individu tentang realitas yang memberikan makna bagi setiap kejadian yang terjadi dalam hidup masing-masing individu. Dengan kata lain, perilaku manusia diarahkan oleh cara mereka melihat masa depan.[7] 

 tipe struktur kepribadian menurut Kelly yang disebut Corollary :
1.      Construction corollary: manusia mengantisipasi peristiwa dengan membentuk replikasi (pada peristiwa yang temanya sama)
2.      Individuality corollary: Manusia berbeda-beda dalam membuat konstruk atas peristiwa yang sama (tergantung interpretasi masing-masing). Adanya perbedaan individu, bagaimana individu menerima atau menginterpretasi suatu peristiwa.
3.      Organization corollary: Manusia cenderung untuk mengatur konstruk individualnya berdasarkan pandangannya terhadap hubungan antar konstruk itu (hirarki)
4.      Dichotomy corollary: Sistem konstruk manusia terdiri atas sejumlah konstruk dikotomis/bipolar
5.       Choice corollary: Manusia memilih sendiri alternatif dari konstruk dikotomis tersebut berdasarkan keinginannya untuk memperjelas atau memperluas sistem konstruknya.(Security atau adventure)
6.      Range corollary: Suatu konstruk hanya dapat digunakan untuk mengantisipasi peristiwa tertentu saja (ada yang dapat digunakan untuk beragam situasi/orang, ada juga yang hanya dapat digunakan situasi yang sangat terbatas)
7.      Experience corollary: Sistem konstruksi manusia berubah sebagai hasil dari pengalaman manusia yang berubah. [8]

BAB III

                                                         PENUTUP     
Ø  George A. Kelly lahir pada tanggal 28 april 1905 di Perth, Kansas. Ia mendapat gelar sarjananya di Friends University, Kansas, Park College di Missouri, lalu mendapat gelar pascasarjananya di University of Kansas, University of Minnesota, dan University of Edinburgh, kemudian mendapat gelar Ph.D.-nya dari State University of Iowa pada 1931. Dia membangun klinik keliling di Kansas, sebagai psikolog penerbang pada perang dunia II, dan pernah menjadi profesor psikologi di Ohio State University dan Brandeis University.
Ø  Kelly percaya bahwa setiap orang akan melihatnya dengan cara yang berbeda-beda dan manusia juga selalu mempunyai cara alternatif dalam melihat sesuatu. Kelly (1963) berasumsi “bahwa semua interpretasi kita di masa sekarang mengenai semesta dapat direvisi atau diganti” dan asumsi ini ia sebut sebagai alternativisme konstruktif. Filosofi ini menyatakan bahwa fakta akan selalu terbuka terhadap banyak kemungkinan dan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Ø  Asumsi dasar dari teori ini menyatakan bahwa “proses dari seseorang diarahkan melalui jalur-jalur psikologis oleh cara-cara ketika (orang tersebut) mengantisipasi peristiwa-peristiwa”. 
Ø  Kelly mengelaborasikan teori konstruk personalnya dengan sebelas konsekuensi pendukung, yaitu :
1.      Persamaan di antara peristiwa
2.      Perbedaan di antara manusia
3.      Hubungan di antara konstruk
4.      Dikotomi konstruk
5.      Pilihan antara dikotomi
6.      Jangkaun praktis
7.      Pengalaman dan pembelajaran
8.      Adaptasi terhadap pengalaman
9.      Konstruk yang tidak dapat dipadankan
10.  Persamaan di antara manusia
11.  Proses sosial
Ø  Tipe struktur kepribadian menurut Kelly yang disebut Corollary :
1)      Construction corollary
2)      Individuality corollary
3)      Organization corollary
4)      Dichotomy corollary
5)      Choice corollary
6)      Range corollary
7)      Experience corollary.











DAFTAR PUSTAKA

Feist, Jess, & Feist, G.J. (2010). Teori Kepribadian (buku 2) (edisi 7). Jakarta: Salemba Humanika
Pervin, L.A., Cervovne, D., & John, O.P. (2010). Psikologi Kepribadian: Teori dan Penelitian (edisi 9). Jakarta: Prenada Media Group
Yusuf, Syamsu dan Nurihsan A.Juntika,(2007). Teori Kepribadian, Bandung : PT   Remaja Rosdakkarya Offset.



[1] Feist, Jess, & Feist, G.J. Teori Kepribadian (buku 2) (edisi 7). (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h.287.
[2] Feist, Jess, & Feist, G.J. Teori Kepribadian (buku 2) (edisi 7). H. 288.
[3] Yusuf, Syamsu dan Nurihsan A. Juntika, Teori Kepribadian, (Bandung : PT            Remaja Rosdakkarya Offset.2007), h. 25.
[4] Pervin, L.A., Cervovne, D., & John, O.P. Psikologi Kepribadian: Teori dan Penelitian (edisi 9). (Jakarta: Prenada Media Group,2010), H.
[5] Feist, Jess, & Feist, G.J. Teori Kepribadian (buku 2) (edisi 7). H. 293.
[6]Feist, Jess, & Feist, G.J. Teori Kepribadian (buku 2) (edisi 7).  H. 294-301.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

VECTOR ART RONALDO